MAHAFISIPPA (MAHAsiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pecinta Alam)



Berawal dari sekedar hobi naik gunung dan camping, beberapa mahasiswa FISIP memiliki obsesi tentang sebuah wadah untuk menyalurkan hobi tersebut. Wadah yang dimaksudkan untuk lebih mengembangkan wawasan hidup dan kehidupan kegiatan alam bebas, dengan berdasarkan kebersamaan dan kekeluargaan. Periode Awal (1984-1990) Diawali dengan sebuah diskusi yang panjang, yang dimotori oleh Agus Ripurnanto (Angkatan ‘77) dengan beberapa rekannya , seperti Lastyo Army (AN ‘79), Sigit Emprit (AN ‘82), Sigit Untung (AN ‘81), Doyok (AN ‘82) dan kawan-kawan dipilihlah nama MAHAFISIPPA (Mahasiswa FISIP Pecinta Alam) sebagai nama organisasi. Akhirnya tanggal tersebut yaitu 4 Maret 1984, pukul 22.00 bertempat di nDeles, Klaten disepakati sebagai hari jadi MAHAFISIPPA.

Sebagai organisasi, MAHAFISIPPA tentunya memiliki lambang sendiri, yaitu sebuah lambang berbentuk burung elang dalam segitiga sama sisi. Burung elang memiliki makna penyebar benih-benih kehidupan sekaligus sebagai simbol kebebasan dan daya jelajah yang tinggi. Sedangkan segitiga sama sisi mencerminkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Jadi, Lambang tersebut merupakan pengejawantahan dari manusia-manusia MAHAFISIPPA dalam pengabdiannya sebagai civitas akademika dan masyarakat luas pada umumnya. Dapat memberi arti positif bagi pemerhati atau siapa asja yang mengikuti perkembangan MAHAFISIPPA. Artinya siapapun, kapanpun dan dimanapun seorang anggota MAHAFISIPPA, dia harus mampu untuk tetap menjaga eksistensi dirinya dan organisasi, memberi warna tanpa meremehkan warna dan arti lainnya.

Lambang ini akan menjadi pemicu dan pemacu di dalam dada setiap manusia MAHAFISIPPA.

Warna pink sebagai warna dasar bendera MFP mencerminkan warna FISIP, yang berarti bahwa manusia MFP tidak hanya mempunyai kewajiban dan tanggung jawab kepada organisasi saja, tetapi yang tidak kalah penting adalah terhadap FISIP.

Pembentukan sistem organisasi yang kuat dan khas bagi pengembangan anggota dan organisasi mengahsilkan budaya organisasi yang mengutamakan peran komunikasi informal serta menitikberatkan pencapaian tujuan pada perencanaan dan proses. Mewariskan tradisi sistem sel dalam interksi internal, evaluasi briefing serta pendekatan informal intra personal yang menjadi andalan organisasi terbukti secara empiris sebagai salah satu kekuatan penentu bagi kesuksesan setiap kegiatan yang diselenggarakan hingga saat ini.

Dalam periode ini, MFP telah melakukan Latsar/Diksar sebanyak 6 kali. LAtsar I adalah Angkatan perintis berdirinya MFP, yang diikuti 53 peserta disamoing beberapa simpatisan. Pada Latsar ini nama MAHAFISIPPA ditetapkan sebgai nama organisasi.

Latsar II diadaka di Kali pancur, Salatiga pada tahun 1986, dengan jumlah peserta 25 orang.

Latsar III dilaksanakan di Karang Lo, Kalisoro, TawangMangu pada tahun 1987 dengan jumlah peserta 25 orang. Sampai dengan tahun 1987, MFP menggunakan istilah Latsar, namun mulai tahun 1988, MFP menggunakan istilah Diksar, sebab proses penerimaan anggota baru MFP tidak haya sekedar transfer ilmu, tetapi juga mnegandung penanaman sikap mental dan nilai-nilai istimewa yang dimiliki MFP. Dengan pola dan model yang diadaptasi dari WANADRI, Diksar IV mengambil lokasi di KArang Lo-Tlogo Dlingo dengan jumlah peserta 18 orang. Melalui standardisasi sistem pada Diksar V tahun 1989 hanya 6 manusia tangguh yang bisa melewatinya dan masuk sebagai anggota MFP.

0 komentar: