Pemantapan Rock Climbing dan Navigasi Diksar XXVI Mahafisippa


Jum’at, 13 Januari 2012

Langit menggulung hitam samar-samar suara gemericik air terdengar, deras semakin deras dan pelan pelan reda kembali. Aroma tanah kering yang tersiram air tercium. Begitu khas dan memberi efek ketenangan tersendiri. Di dalam Pink Office, peserta Diksar XXVI beserta para pendamping telah bersiap-siap untuk keberangkatan pemantapan. Ada yang repot dengan cariernya (tas gunung), ada juga yang sibuk dengan perlengkapannya. Tepat pukul 13.20, Diksar XXVI beserta para pendamping melakukan apel untuk pemberangkatan Pemantapan Rock Climbing dan Navigasi. Sama seperti diksar yang telah kami lalui, pemantapan kali ini bertempat di Karang Lo dan Tlogo Dlingo. Seusai doa, “MFP so” pun dilakukan untuk memicu semangat kami. Tanah yang basah menjadi saksi bisu yang mengiringi perjalanan menuju halte depan kampus untuk naik bus yang mengarah ke Karang Lo.
Semua peserta Diksar XXVI ikut andil dalam Pemantapan Rock Climbing dan Navigasi ini. Meskipun kami hanya bertujuh, namun carier yang dibawa berjumlah sembilan karena dua carier yang lain berisi perlengkapan RC. Tak lebih dari 10 menit bus yang kami tunggu datang,yaitu bus Gaya Putra dengan biaya Rp. 5.000,- / orang. Bus secara pelan-pelan melaju menuju terminal terakhir yakni terminal Matesih. Jalan yang naik-turun dan berkelok-kelok pun kami lalui. Sampai di suatu terminal, Udin sebagai sie transportasi teriak “ayo turun udah nyampek nih” sontak kami terbangun dan siap untuk turun. Namun tipuan belaka, tertulis terminal Karanganyar yang bukan tujuan kami. Jam tangan menunjukkan pukul 15.10 ketika kami tiba di terminal Matesih. Satu per satu turun membawa cariernya masing-masing. Keluar dari terminal Matesih kami langsung disambut oleh mini bus yang akan mengantarkan kami menuju Karang Lo dengan biaya Rp. 3.000,- / orang.
Pukul 15.30 kami tiba di Karang Lo. Karena hari akan semakin petang maka kami mempercepat langkah untuk menggambil air di masjid Jami’ yang terletak tepat di belakang kelurahan. Kemudian kami bergegas menuju gua di bukit Karang Lo. Kami harus melewati sawah penduduk kemudian jalan turun menyeberangi sungai dan melewati jalan-jalan setapak dan scrambling di tebing batu yang menanjak. Hal ini tidaklah menyurutkan semangat kami. Tepat pukul 16.45 kami sampai di mulut gua yang terbuka lebar seakan menyambut kedatangan kami. Ingatan kami melayang-layang bermuara pada memori yang lalu, ya disinilah tempat diksar yang sebulan lalu kami tempati. Dinding-dinding gua yang bertekstur dan tetesan air yang menimbulkan nada yang unik menjadi saksi lahirnya setiap angkatan diksar. Kini kami disini datang kembali untuk menyelesaikan pemantapan. Meski langit tidaklah cerah, celah gua tetap memancarkan cahaya. Kami segera sigap terhadap tugas masing-masing.
Mega merah di ujung barat telah masuk ke peradapannya,menyisakan bintang yang gemerlapan menghiasi angkasa yang luas. Kami yang telah kenyang oleh menu makan hari ini melanjutkan kembali kegiatan, yakni EB (Evaluasi danBriefing). Ini adalah EB pertama kami, namun sudah terjadi kemoloran waktu sekitar 1 jam. Satu persatu dari kami bergiliran mengevaluasi kinerja setiap sie, komandan, kegiatan, hingga evaluasi umum. Kurangnya persiapan merupakan penyebab utama terjadinya banyak evaluasi. Namun kami tidak berkecil hati, evaluasi membuat kami semakin tertantang untuk melakukan yang lebih, lebih dan lebih baik lagi, bahkan menjadi yang terbaik. Kegiatan selanjutnya adalah ronda yang dibagi menjadi 3kelompok, setiap dari kami harus menemani sang waktu seratus menit hingga pagi menjelang.


Sabtu, 14 Januari 2012

Waktu menunjukkan pukul 05.00, Destin dan Dika segera bergelut dengan peralatan masaknya dan yang lain menjalankan tugasnya masing-masing. Tak terasa matahari telah menyorotkan sinarnya menandakan hari sudah mulai siang. Kami bergegas untuk melahap makan pagi dengan ditemani 2 gelas teh hangat. Setelah semua selesai kami langsung packing dan persiapan menuju Tebing T15. Pukul 07.10, dipimpin oleh koordinator kami segera melakukan doa dengan posisi melingkar. Seusai doa kami bergegas menuju tebing T15.
Terik matahari mengiringi setiap langkah kaki perjalanan kami. Batu-batu terjal merupakan medan yang harus kami lalui. Bahu-membahu kami menurunkan carier menuju tebing T15. Tepat pukul 07.35 kami sampai di tebing T15. Dari atas tebing terlihat pemukiman penduduk dan sawah terbentang luas. Bayang-bayang keindahan telah merasuki pikiran kami, menyejukkan hati kami dan memberi energi positif pada kami. Dika dan Destin bergegas melakukan check listdan distribusi alat RC, Jaya dan Kak Binti membuat anchor, sedangkan yang lainnya buat bivak. Setelah semua selesai kami melakukan pemanasan untuk melemaskan otot.
Pukul 09.25 pemanjatan dimulai. Ada dua jalur yang harus ditempuh yaitu jalur kiri dan jalur kanan. Pada jalur kiri pemanjat pertama dilakukan oleh Jaya, pemanjat kedua Alva, pemanjat ketiga Tika dan cleaner Udin. Sedangkan pada jalur kiri pemanjat pertama dilakukan oleh Destin, pemanjat kedua Dika dan cleaner Wawan. Jaya berhasil mencapai top pertama pada jalur kiri, sedangkan Destin masih berada di tengah-tengah tebing. Poin demi poin berhasil diketemukan dan akhirnya Destin juga berhasil mencapai top. Pemanjat kedua pada jalur kiri dan jalur kanan mulai naik. Alva dengan di belay Jaya berusaha naik, namun karena bentuk tebing yang cekung dan licin, Alva kesusahan dan akhirnya terjatuh. Di jalur kanan terlihat Dika berusaha naik, memindahkan dari poin satu ke poin lainnya dan akhirnya Dika berhasil mencapai top. Pada jalur kiri terlihat Tika sudah mulai naik, namun alhasil Tika juga terjatuh dan tidak berhasil mencapai top.
Matahari terasa diubun-ubun, kami langsung melakukan cleaning. Pada jalur kiri dilakukan oleh Udin dan pada jalur kanan dilakukan oleh Wawan. Selesai cleaning kami istirahat dan makan selama 30menit. Pukul 13.00 pemanjatan yang kedua di mulai, kali ini kami bertukar posisi yang awalnya di jalur kanan berganti ke jalur kiri begitu juga sebaliknya. Pemanjat pertama jalur kiri dilakukan oleh Wawan dan pemanjat pertama jalur kanan dilakukan oleh Alva. “Bruk,,.” secepat kilat kejadian itu terjadi di depan mata kami, Wawan tergeletak dengan posisi kepala dibawah. Kepanikan memenuhi relung-relung hati kami, terutama Destin sebagai belayer dari Wawan yang merasa bersalah atas ketidaksiapannya. Namun kami sangat bersyukur, tidak terjadi sesuatu yang serius. Selang beberapa menit Alva berhasil mencapai top. Pemanjat kedua jalur kiri adalah Dika, dan jalur kanan adalah Tika. Namun keduanya terjatuh dan tidak berhasil mencapai top. Langit hitam disertai kabut menjadi pemandangan di sore ini. Sang koordinator pun memutuskan untuk menghentikan pemanjatan. Sebelumnya cleaning di jalur kiri dilakukan oleh Destin dan di jalur kanan dilakukan oleh Jaya. Pergerakan kami percepat sebelum hujan mengguyur kami. Dika dan Destin segera men-check list alat RC dan yang lainnya bongkar bivak.
Waktu menujukkan pukul 17.10, kami melakukan perjalanan menuju gua. Sampailah kami di gua pada pukul 17.30. Kami bergegas melakukan tugas masing-masing. Pukul 19.15 makan malam siap kami santap, kami pun berebut sendok suap demi suap. Selesai makan kami melakukan EB pada pukul 20.00 yang dilanjutkan dengan rondasecara bergiliran.


Minggu, 15 Januari 2012

Minggu pagi yang cerah, tepatnya pukul 05.00 kami Diksar XXVI telah bangun dan siap melakukan tugas masing-masing. Pukul 06.45, makanan siap dihidangkan dan kami pun langsung menyantapnya. Ditemani segelas susu coklat penambah stamina kami. Waktu menunjukkan pukul 07.20, kami bergegas dan melakukan doa sebelum berangkat menuju tebing T25. Tebing T25 memiliki jarak lebih jauh dari tebing T15 dan waktu yang diperlukan pun jauh lebih lama. Tepat pukul 07.45 kami sampai di tebing T25. Destin mempersiapkan alat RC yang dibutuhkan pemanjatan, dan Jaya didampingi KakBinti membuat anchor pengaman diatas tebing.
Pukul 09.00, kami siap melakukan rapling sesuai dengan no.reg terkecil. Setiap peserta gemetaran ketika melakukan rapling dikarenakan oleh tingginya tebing. Kini semua peserta pemantapan berada dibawah tebing dan siap melakukan pemanjatan dengan teknik top rope. Poin yang kecil dengan jarak yang jauh menyulitkan kami dalam melakukan pemanjatan. Dengan penuh semangat, kami berusaha mencapai tebing ini, namun alhasil kami gagal mencapai puncak tebing. Hanya Jaya yang berhasil sampai top, sedangkan Destin dan Wawan hanya berhasil melalui 2/3 dari tebing. Dika, Tika, Alva dan Udin belum sampai tengah tebing sudah terpelanting. Pukul 12.00 kami mengakhiri pemanjatan untuk beristirahat dan makan.
Pukul 14.00, kami bergegas melanjutkan perjalanan menuju masjid Jami’ yang terletak tepat di belakang kelurahan Karang Lo.Tampaklah sawah dan perkebunan mendominasi vegetasi sekitar. Setelah sampai di perkampungan dan masuk kembali dalam peradaban, kami bergegas mencari kamar mandi untuk membersihkan diri. Waktu menunjukkan pukul 15.00, kami siap dengan pakaian lapangan, menuju tujuan kedua yaitu Tlogo Dlingo. Dengan mini bus kami melaju ke arah Tawangmangu. Tepat pukul 15.25 bus berhenti di terminal Tawangmangu. Udin sebagai sie transportasi dan Destin segera mencari transport menuju Tlogo Dlingo. Di situ terjadi adu mulut antara kami dan sopir L300. Kegiatan tawar-menawar yang terlihat anarkis dan tegang pada akhirnya disepakati dengan harga Rp.6000,- / orang. Lantas L300 pun melaju menuju Tlogo Dlingo.
Pukul 16.10, kami sampai di rumah Mbah Mo, yaitu basecamp untuk menitipkan peralatan RC. Sebelum melanjutkan perjalanan menuju camp pertama, kami membeli bakso ojek untuk mengganjal perut yang mulai keroncongan. Langkah kaki kami percepat, hari mulai gelap, hujan pun turun menambah licinnya jalan yang dilalui. Waktu menunjukkan pukul 17.00, ketika kami sampai diMrutu, dan segera mengeksplore tempat untuk mendirikan bivak. Alva dan Dika menyiapkan makan malam, Wawan, Destin dan Tika buat bivak, Udin menyalakan lambad dan Jaya mengambil air. Setelah semua selesai kami langsung makan malam. Makan bersama di alam yang dinaungi atap langit dan tajuk hutan seperti ini menjadi sebuah acara yang paling nikmat yang selalu kami rindukan. Di situ rasa ego punah. Pukul 21.00 kami lanjutkan acara yaitu EB.


Senin, 16 Januari 2012

Tepat pukul 05.00 kami bangun. Cuaca begitu cerah, pemandangan terlihat indah, dan bukit-bukit terpampang memamerkan keindahannya. Jaya dan Dika pun langsung menyiapkan kompas, peta, dan protaktor untuk melakukan ormed dan orpet untuk mendapatkan sudut tembakan. Dalam resection kami menembak puncak 2054 dan puncakBTN. Pasalnya pada hari ini kami harus mencapai dua puncak sekaligus yaitu puncak Mongkrang dan turun melewatipuncak 2054. Tidak hanya sampai disitu kami juga harus mencari tempat camp dengan titik koordinat (79,88 ; 36,04) yaitu di daerah Samin.
Makan pagi telah siap, kami bergegas untuk makan dan kemudian packing. Sinar matahari telah menampakkan wujudnya dan waktu menunjukkan pukul 08.35. Kami siap melakukan perjalanan menuju puncak Mongkrang. Baru beberapa langkah berjalan, kami sudah tersesat karena ketidakpiawaian dalam membaca peta. Perjalanan selanjutnya sesering mungkin kami melakukan ormed dan orpet agar jalur yang di tempuh tetap konsisten. Dengan cucuran keringat langkah kami percepat untuk melewati hutan sampai akhirnya tiba di jembatan Setan. Di situ kami melakukanResection kembali dengan menembak puncak 2054 dan puncak Sidoramping. Perjalanan pun kami lanjutkan,jalan menanjak dengan diiringi sabana ilalang yang menambah keindahan pun harus dilalui.
Pukul 11.15 kami sampai puncak Mongkrang dengan ketinggian 2147mdpl, beristirahat sejenak dan berfoto-foto ria. Tak berapa lama kabut datang, kami pun bergegas turun dari puncak Mongkrang. Perjalanan kami lanjutkan menuju target kedua yaitu puncak 2054. Namun sebelumnya kami makan dan istirahat di jembatan Setan. Langit gelap disertai kabut tebal menyulitkan kami untuk melakukan resection. Kami pun melanjutkan perjalanan dengan bekal peta dan kompas. Kurang dari 40menit kami sampai di target kedua yaitu puncak 2054. Untuk sekali lagi kami berfoto-foto untuk mengabadikan tempat yang tak akan pernah kami lupakan. Waktu menunjukkan pukul 13.10, kami bergegas untuk mencapai target terakhir yaitu camp dengan koordinat yang telah ditentukan.
Dengan semangat kami melanjutkan perjalanan. Meski punggungan dan lipatan harus kami lalui, tapi itu tak menyurutkan langkah kami. Namun setelah melewati perjalanan yang panjang, tempat camp tidak kunjung diketemukan. Ternyata kami salah jalur dan terpaksa harus memutar beberapa punggungan dan lipatan untuk memperoleh jalur yang benar. Hari sudah mulai gelap, matahari enggan menampakkan sinarnya lagi.Terdapat banyak jalur yang menjadi pilihan menuju camp. Kami pun melewati lipatan yang curam dan disitutempat camp mulai terlihat, dan tepat pukul 17.30 kami sampai di tempat camp terakhir. Kami langsung melakukan tugas masing-masing. Pukul 20.00 kami makan malam. Setelah selesai dilanjutkan dengan EB yaitu pukul 21.30. Suasana EB begitu hening, karena tubuh yang capek dan tidak bisa melawan rasa kantuk sehingga banyak yang tertidur.Jam 01.00 EB di akhiri dan dilanjutkan dengan jadwal ronda secara bergiliran.


Selasa, 17 Januari 2012

Hari ini adalah hari terakhir Pemantapan Rock Climbing dan Navigasi Diksar XXVI. Jam 05.00 kami bangun dan mulai beranjak meninggalkan tempat tidur untuk melawan rasa dingin. Kami pun siap melakukan tugas masing-masing. Matahari seolah-olah malu enggan menampakkan sinarnya. Embun pagi membasahi daun dan ranting di sekeliling kami. Menunggu hidangan datang kami saling bercanda dan duduk saling berhadapan untuk mengusir kebekuan di pori-pori kulit kami.Selang beberapa waktu hidangan siap disajikan. Dengan posisi melingkar kami makan dengan bergantian.
Waktu sudah menunjukkan pukul 08.55, kami bergegas menuju tempat orienteering. Sampai di tempat tujuan, kami mendirikan flysheet dan menyiapkan perkap navigasi. Sebelum kegiatan orienteering dimulai, kami mendapat materi dari KakDede. Mengulas kembali materi-materi yang telah dipelajari. 20 menit telah berlalu, kegiatan pun kami mulai. Orienteering kali ini dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama beranggotakan Jaya, Dika dan Tika, sedangkan kelompok kedua beranggotakan Alva, Wawan, Destin dan Udin. Disuguhkanlah soal-soal untuk mencari poin yang harus kami kumpulkan. Setiap kelompok harus mengumpulkan lima poin berwarna merah dan bertali rafia biru. Soal ganjil untuk kelompok pertama dan soal genap untuk kelompok kedua. Kami mulai mencari koordinatnya dalam peta dengan menggunakan protaktor. Tak hanya itu kami juga harus mensinkronkan antara peta dan medan yang sebenarnya.
Seusai menemukan letak point demi poin dalam peta, kami melihat pada kompas, dan mencari sudut tembakan. Kami beranjak dari tempat duduk menuju letak poin pertama. Kelompok pertama menemukan poin pertama lebih awal dari kelompok kedua. Kelompok kedua masih sibuk mencari poin-poinnya dan selang beberapa waktu poin diketemukan juga. Menuju ke poin kedua, Jaya berjalan lebih awal menuju punggungan dikanan kami. Poin kelompok pertama yang berada di punggungan hampir ada puncak. Kami berlari menuju tempat tersebut dan ketemulah poin kedua. Sedangkan kelompok kedua masih mondar mandir mencari letak koordinatnya. Ketika mau membidik, Wawan sebagai kompasman sontak kaget melihat kompasnya sudah tidak ada pada tempat semula. Diam sejenak dan mengingat-ingat kemungkinan letak kompas saat jatuh. Menyusuri tiap jalan yang telah dilalui. Kanan, kiri, atas danbawah, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan kompas tersebut.
Jaya, Tika dan Dika membantu mencari di rerumputan nan rimbun. Warna kompas yang sama dengan warna tanah pun menyulitkan kami untuk menemukannya. 20 menit berlangsung, kompas belum juga ditemukan. Jaya, Tika dan Dika sebagai kelompok pertama memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan mencari poin. Kelompok kedua tetap mencari kompas yang hilang. Kelompok pertama duduk sebentar, melakukan ormed dan orpet untuk mengetahui arah yang akan dituju. Poin ketiga terletak antara punggungan dan lipatan. Kami mencari jalur yang memungkinkan untuk dilalui. Turunlan Jaya, Tika, dan Dika ke lipatan. Kami menemukan jalan setapak, menyusuri jalan tersebut melewati tanah lapang, punggungan, dan beberapa lipatan, serta mengamati kanan dan kiri untuk mengetahui letak poin. Cukup lama kami mencarinya, sampai akhirnya kami melihat ada poin dan kami langsung menuju arah tersebut. Alhasil, hanya sebuah poin tipuan. Semangat dan tetap semangat kami mencari lagi.
Sawah yang hijau terbentang luas di depan kami. Sejenak kami menikmati keindahannya. Tiba-tiba Dika dan Tika dikagetkan oleh teriakan Jaya. “ Disini poinnya”, Dika dan Tika langsung berlari menuju poin tersebut. Tiga poin sudah ditangan. Saatnya poin keempat yang sudah menanti kedatangan kami. Berjalan kesawah mencari poin yang letaknya tidak jauh dari poin sebelumnya. Tepat di pipa bergelantungan poin keempat kami. Kami langsung mengambilnya dan menuju poin terakhir. Sementara itu kelompok kedua masih menyusuri sepanjang jalan mencari kompasnya. Poin terakhir berada di punggungan depan kami. Kami pun berlari menuju poin tersebut dan segera mengakhiri orienteeringkali ini. Tepat dikiri jalan terlihat jelas poin terakhir kami. Dika mengambil poin tersebut dan menalinya menjadi satu dengan empat poin sebelumnya. Tidak hanya itu tadi kami juga telah mengambil 3 poin milik kelompok kedua. Jadi total poin yang kelompok pertama peroleh adalah 8 poin.
Sampai di basecamp kami meluruskan kaki dan merebahkan badan. Hari sudah siang waktu menunjukkan pukul 12.10. Kelompok kedua belum tampak keberadaannya. Jaya sang koordinator menghubungi salah satu anggota dari kelompok kedua. Beberapa lama kemudian muncullah kelompok kedua dengan muka suram. Kompas yang hilang tidak berhasil ditemukan. Kami melakukan perundingan antar anggota, dan keputusannya adalah kami akan mengganti kompas tersebut dengan yang baru. Makan siang telah siap, bergantian kami memakannya. Setelah selesai dilanjutkan dengan evaluasi kegiatan. Masih banyak evaluasi yang kami terima untuk kami benahi kedepannya. Pukul 15.15 kami lanjutkan perjalanan menuju basecamp yaitu rumah Mbah Mo. Kami kembali dengan perasaan senang dan lega. Perjalanan di ladang sayur milik penduduk sangat indah. Sesampainya di rumah Mbah Mo kami mengambil alat RC, dan pukul 15.45 kami kembali ke kampus dengan mobil L300. Akhirnya kami sampai juga di Pink Office dengan keadaan selamat pada pukul 17.30. Kemudian kami langsung membersihkan alat RC, perkap umum dan perkap pribadi.
v Kami akhiri catatan kegiatan Pemantapan Rock Climbing dan Navigasi. Semoga kita semakin sadar dan saling mengingatkan, bahwa Pecinta Alam bukan gelar untuk gagah-gagahan dan sekedar simbol saja.
Jika pohon terakhir sudah ditebang,
Sungai terakhir sudah tercemar,
dan ikan terakhir sudah ditangkap,
Maka manusia akan sadar…
“UANG TIDAK DAPAT DIMAKAN”

MAHAFISIPPA (MAHAsiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pecinta Alam)



Berawal dari sekedar hobi naik gunung dan camping, beberapa mahasiswa FISIP memiliki obsesi tentang sebuah wadah untuk menyalurkan hobi tersebut. Wadah yang dimaksudkan untuk lebih mengembangkan wawasan hidup dan kehidupan kegiatan alam bebas, dengan berdasarkan kebersamaan dan kekeluargaan. Periode Awal (1984-1990) Diawali dengan sebuah diskusi yang panjang, yang dimotori oleh Agus Ripurnanto (Angkatan ‘77) dengan beberapa rekannya , seperti Lastyo Army (AN ‘79), Sigit Emprit (AN ‘82), Sigit Untung (AN ‘81), Doyok (AN ‘82) dan kawan-kawan dipilihlah nama MAHAFISIPPA (Mahasiswa FISIP Pecinta Alam) sebagai nama organisasi. Akhirnya tanggal tersebut yaitu 4 Maret 1984, pukul 22.00 bertempat di nDeles, Klaten disepakati sebagai hari jadi MAHAFISIPPA.

Sebagai organisasi, MAHAFISIPPA tentunya memiliki lambang sendiri, yaitu sebuah lambang berbentuk burung elang dalam segitiga sama sisi. Burung elang memiliki makna penyebar benih-benih kehidupan sekaligus sebagai simbol kebebasan dan daya jelajah yang tinggi. Sedangkan segitiga sama sisi mencerminkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Jadi, Lambang tersebut merupakan pengejawantahan dari manusia-manusia MAHAFISIPPA dalam pengabdiannya sebagai civitas akademika dan masyarakat luas pada umumnya. Dapat memberi arti positif bagi pemerhati atau siapa asja yang mengikuti perkembangan MAHAFISIPPA. Artinya siapapun, kapanpun dan dimanapun seorang anggota MAHAFISIPPA, dia harus mampu untuk tetap menjaga eksistensi dirinya dan organisasi, memberi warna tanpa meremehkan warna dan arti lainnya.

Lambang ini akan menjadi pemicu dan pemacu di dalam dada setiap manusia MAHAFISIPPA.

Warna pink sebagai warna dasar bendera MFP mencerminkan warna FISIP, yang berarti bahwa manusia MFP tidak hanya mempunyai kewajiban dan tanggung jawab kepada organisasi saja, tetapi yang tidak kalah penting adalah terhadap FISIP.

Pembentukan sistem organisasi yang kuat dan khas bagi pengembangan anggota dan organisasi mengahsilkan budaya organisasi yang mengutamakan peran komunikasi informal serta menitikberatkan pencapaian tujuan pada perencanaan dan proses. Mewariskan tradisi sistem sel dalam interksi internal, evaluasi briefing serta pendekatan informal intra personal yang menjadi andalan organisasi terbukti secara empiris sebagai salah satu kekuatan penentu bagi kesuksesan setiap kegiatan yang diselenggarakan hingga saat ini.

Dalam periode ini, MFP telah melakukan Latsar/Diksar sebanyak 6 kali. LAtsar I adalah Angkatan perintis berdirinya MFP, yang diikuti 53 peserta disamoing beberapa simpatisan. Pada Latsar ini nama MAHAFISIPPA ditetapkan sebgai nama organisasi.

Latsar II diadaka di Kali pancur, Salatiga pada tahun 1986, dengan jumlah peserta 25 orang.

Latsar III dilaksanakan di Karang Lo, Kalisoro, TawangMangu pada tahun 1987 dengan jumlah peserta 25 orang. Sampai dengan tahun 1987, MFP menggunakan istilah Latsar, namun mulai tahun 1988, MFP menggunakan istilah Diksar, sebab proses penerimaan anggota baru MFP tidak haya sekedar transfer ilmu, tetapi juga mnegandung penanaman sikap mental dan nilai-nilai istimewa yang dimiliki MFP. Dengan pola dan model yang diadaptasi dari WANADRI, Diksar IV mengambil lokasi di KArang Lo-Tlogo Dlingo dengan jumlah peserta 18 orang. Melalui standardisasi sistem pada Diksar V tahun 1989 hanya 6 manusia tangguh yang bisa melewatinya dan masuk sebagai anggota MFP.

MultiMedia



Fakta Menjadi Anak Mutimedia

.huii guys,,pernah b'fikir gga sie ada apa d'balik anak* MultiMedia ??? .pengen tau gga tips buat anak MultiMedia biar jadii siib dan perfect buanget...
.kalo loe pada pengen tau, baca nie tips dari gw...muga aja b'manfaat bagi loe semua...


1. Anak
MultiMedia tuh harus pinter n kreatip, kalo gga gitu, pas ada tugas ancuuuuuuuuuuur deh.!!!!

2. Selalu rapi, biar semua orang tau n sadar bahwa kita tu dah pinter, rapi juga,,hehe (gga penting banget!)

3. Harus punya komputer, kalo gga, boros tuh kantong. :)

4. Punya FlashDisk lebih dari 1, soalnya d'lab tuh banyak banget virusnya. jadi 1 FD tu buat nyimpen data2 penting, nah yg 1nya lagi buat tancep d'komputer2 lab, biar aman virus,,huhuiii....

5. Tasnya yg gedhe, biasanya buat wadah Laptop, wadah komputer sekalian juga bisa, hehehe

6. Biasanya nyatet pake binder, soalnya kalo pake buku itu boross.!!! .hwaakaka.

7. Punya duit banyak, buat biaya operasional, hehehe

8. Truz yg paling penting, HARUS GAUL, masak anak
MultiMedia hari gini gga kenal facebook , twitter , plurk, koprol , friendster , dan kawan*...

.mungkin ada tambahan??? .silahkan d'coment yaaa....


NB : versi seriusnya, klik disini yaa....

LeLucon


DERITA SEORANG MURID

Seorang Siswa menanyai temannya yang baru saja diomelin gurunya…

B : knapa pak guru marah2 ke lo ?

A : tadi dia nanya ke gw via YM, gimana cara aktifin Stickey keys

B : emang lo jawab apa ?

A : scara pak guru kan bule, gw ketik aja “Press the shift 5x” (tekan shift 5x)

B : terus kenapa dia marah ?

A : tombol F di keyboard gw lagi rusak, jadi “Press the shit 5x” (tekan kotoran 5x)

.hwakakakaka....


Temen Gue Ganjen.. ^.^


Pada Suatu Malam Gue Dan Kawan-kawan sedang kumpul-kumpul Becanda-becanda di depan rumah gue, Waktu Itu Ada Sekitar 4 Orang.


Ada Salah Satu Temen gue Sebut Aja Budi. Kalo Soal Cewek Dia Paling Hatam. Ngga di jalan, di mall, di manapun kalau ada cewek cakep di godain sama dia.

Nah waktu Lagi asik-asiknya ngumpul tiba-tiba ada cewek cantik lewat depan teras rumah gue. Terus Temen-temen gue yang tadinya becanda, pada diem liat si Budi nyamperin Cewek itu dan bilang "Alo Cantiiiq, Humz Kamyu Dimanah?. Boleh AA Anterin ga?" Dengan nada agak di manja-manjain

Hening.....(Kriik Kriik Kriik)

Lalu cewek itu jalan sebentar Kira-kira 10-15 langkah dari depan rumah gue. Langsung buka pintu rumahnya dan bilang "Mas mana katanya mau nganterin? nih adek saya tolong anterin ke wartel mas?" Sambil pegang kepala adeknya.

Hehehe dia langsung merah mukanya menahan malu sambil di ketawain sama temen-temen gue yang lain.

Gue: "Hehe, loe tu gobloook bgt sih, itu sodara gue chuy..."

aticha's poem

RaSa YaNg TaK TeRuNgKaP

AkU HaNyA DaPaT MeNgAgUmImU
AkU HaNyA BiSa MeNcInTaiMu ,
DaLaM DiAm…..
TeRbEsIt RaSa TuK UnGkApKaN
TaPi AkU TaK MaMpU….
MuNgKiN AkU HaNyA BiSa BeRmImPi ,
TuK MeMiLiKiMu….
KaReNa KaU TeRLaLu InDaH uNtUkkU
mUnGkIn aKu HaNyA SeOrAnG PeNgEcUt
YaNg HaNyA MaMpU JaDi PeMuJa RaHaSiAmU
NaMuN AkU TaK PeDuLi…
KaReNa AkU PuNyA CiNtA YaNg TuLuS
YaNg TaK DiMiLiKi SiApApUn
AkU TaK BeRhArAp KaU MeMbALaS CiNtAkU
mEnCiNtAiMu SaJa, SuDaH AnUgErAh UnTuKkU
iZiNkAn AkU MeNgAgUmI iNdAhNyA DiRiMu
IzInKaN AkU MNcInTaImU
dAlAm dIaM…


Tentang Rinduku
Biarkan senandung berhenti di ujung detik
Memahat kegalauanku
Yang menyarupai rentan sukma
Diantara serpihan luka dan perih
Dengarlah………!!!!!!
Betapa ingin ku nyatakan
Sejumpat asa yang urung merebak
Tergelak diatas kesunyian
Sesunyi hatiku, sesepi batinku
Adakah butiran salju yang asing
Membekkan seluruh tubuhku
Mencerca setiap tingkahku
Aku hanya bisa melukis awan kelabu
Yang berarak hitam nan kelam
Tidakkah kebisuan hanyut bersama karam
Setelah tuturku memamerkan cintamu
Pada samudera yang membentang luas
Meski………!!!!!!!
Kau hanya menjelma cinta semu
Yang menyaksikan gugusan rindu
Dalam deritaku………


SaAt TeRakHiR
Dengan senyuman di wajahnya, hendak menyuruhku menahan air mata. Tak pernah ku bayangkan saat ini, kekesih yang memungut hatiku ke jiwanya, lunglai terbaring dalam sandar padaku.
Dia sempat berkata : “kekasihku, kaulah yang terakhir untukku. Jangan engkau biarkan tubuhmu terkoyak kesedihan, karena itu hanya akan menuntunmu ke dunia yang murung dan perlahan mencekik leher tanpa sadar. Aku mohon ka uterus berjalan…. Aku terus mendengar suara lemahmu, namun tangis hatiku tlah buatku merasa sesak.”
Di bawah pohon rindang, mengingatkan ku sesuatu, tentang seminggu yang lalu. Aku dan dia saat itu, saat pagi bersahabat dengan siang, berbincang dengan sejuta senyum dan bahagia. Aku ingat benar kala itu, wanginya surga dapat ku cium, seperti mimpi indah di alam keabadian yang dirangkum dalam satu waktu.
Di akhir perjumpaanku saat itu dengannya, seminggu yang lalu, aku sempat berucap : “jika kau rinduka aku, carilah aku dihatimu… Bila itu belum cukup, panggilah angina untuk sampaikan salam rindumu padaku.”
NaMuN Saat ini, beberapa jam yang lalu, aku terbangun dari istirahatku. Dia brubah…Dia nampak terhuyung seakan ada yang membebani pundaknya. Dengan lemah dia menghampiriku dan dia memelukku, dia tatap wajahku. Sesaat kemudian, dia berujar terbata : “TETAPLAH KAU TERUS BERJALAN. CIPTAKAN SEMUA KEBAHAGIAAN DENGAN ORANG YANG AKAN DATANG KE DUNIAMU DI MASA DEPAN. SEMOGA KAU BAHAGIA, TANPAKU….
Kini dia pergi dariku untuk selamanya… Dapatkah dia kembali untukku????????????????????


Sunyi
Hari tlah berganti
Tapi hatiku masih saja sepi
Tak ada gairah lagi
Meski hari baru pagi
Jika diri ini sakit
Hatipun terasa sempit
Ku terus berusaha bangkit
Melawan kesunyian yang sengit
Sunyi itu hampa
Hampa tiada tawa
Kebahagiaan yang abadi
Tiada ku temukan disini
Di kehidupan yang sunyi
Dan dia yang ku benci
Didalam hati ini……SUNYI


Puisi Hati
Dear sayangku
Aku tunggu kau disini
Tempat pertama ku jatuh cinta
Kini kau pergi jauh
Tinggalkan aku, tinggalkan seribu rasa
Bimbang… Akankah kau jadi milikku
Disaat kau hadir menemaniku
Namun kini kau tlah berubah
Kau bukanlah seperti dulu
Dirimu telah singgah kelain hati
Aku tak sanggup hadapi semua ini
Muncul seribu pertanyaan yang harus ku jawab
Mungkinkah……..
Mungkinkah aku bisa tanpamu
Mungkinkah aku bisa tanpa senyummu
Mungkinkah aku bisa lupakan cintamu
Aku tak bisa menjawab semua itu
Hanya sang waktu yang bisa menjawabnya
Semua misteri hidup dan cintaku
Ku harap kau mengerti
Aku sayang dan kan slalu menyayangimu….

Patah hati
Hari ini…..
Awan mendung merasuki jiwaku
Rasa ingin bumi ini terhujani dengan air kesedihan
Saat niat tulus mengutarakan sesuatu di hati
Namun terjawab dengan kalimat yang menyedihkan
Kurasakan perbedaan jauh antara langit dan bumi
Yang hanya bisa dilalui dengan suatu keadaan
Bila ingin kugapai langit diangkasa
Kuharus mengubah semua itu
Tapi…..
Mungkinkah itu terjadi ??????
Bila niat tulus bicara,
Sang badaipun bergerak kencang menentang
Mengapa sang badai menentang ????
Dan…..
Tak pantaskah memberi
Dari niat tulus di hati


Broken heart
Kadang ingin ku bunuh hati
Tuk kurangi rasa sepi
Disekitar tubuhku ini
Disekitarku….
Pahitkah kenyataan itu?
Berharap hujan dating
Dinginkan kalbuku
Basahi ragaku
Hingga aku dapat berdiri tegap
Tanpa dirimu, Tanpa hadirmu
Tanpa rasamu pada diriku
Dapatkah aku menjalani
Hidupku yang sunyi ini
Semoga aku dapat bertahan
Menunggu hati terisi kembali


SeBuAh PeNgHiAnAtAn
InGiN RaSaNyA AkU BeRLARI
Ingin RaSanya Aku BerTeRiAk
AgaR AkU BiSA mEnGhIlAnGkAn
RAsA kEcEwA yAnG aDa Di DaDa
NaMuN…
SeMuA TaK DaPaT Ku PeRbUaT…
AkU HaNyA BiSa MeNaNgIs
DaN Ku CoBa BeRtAnYa KePaDamU
MeNgApA InI BiSA tErJaDi???
NaMuN KaU HaNyA DiAm MeMbIsU
HaNyA KaTa mAaF YaNg KaU UcAp
SeTeLaH PeNgHiAnAtAnMu YaNg BeGiTu SaKiT…


SUARA HATIKU
Pertama mengenalmu,
Hanyalah kebencian dihatiku
Juga dihatimu…
Tak pernah terlintas dibenakku
Untuk mencintaimu
Jangan tanyakan padaku
Karena akupun tak tahu
Kenapa muncul rasa itu
Namun…
Waktu tlah memisahkan kita
Canda tawamu yang mencuri hatiku
Kini tinggal sebuah kenangan
Tak pernah terucap cinta dariku
Kamu hanyalah cinta terpendam bagiku
Izinkan aku mencintaimu
Walau tanpa balasmu


KISAH MASALALU
Malam yang begitu dingin
Mengingatkan tentang kau dan aku
Teringat saat kita bersama
Dalam suka dan duka
Anginpun berhembus kencang
Saat kerinduan tak dapat dipisahkan
Mengingatkan masa lalu kita
Yang pernah kita jalani bersama
Disaat kita harus berpisah
Kehampaan yang merasuk
Semudah itukah aku melupakanmu???
Semudah itukah aku melupakan cintamu???
Mungkin aku akan coba menjalani
Melupakan kisah kita
Namun…
Tak semudah itu aku melupakanmu
Hanya sang waktu yang bisa memberi jawaban


arti CINTA Sebenarnya
Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.~ Mahatma Ghandi
Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.
Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.”
Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.
Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.
Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.
Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.
Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.
Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.
Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !
Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka
Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.
Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya
Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.
Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.
Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.